Menenangkan Pasien Dengan Solusi Tindakan Medis

Menjadi dokter di pedalaman membuat dr. Antonius Sarwono Sandi Agus, Sp.BTKV-E, FIHA, semakin kuat. Masyarakat yang menjadi pasiennya membuat dokter kelahiran Semarang nekat mengambil spesialis bedah jantung, bedah pembuluh darah (vaskular), dan bedah dada.

f:id:wisataalam:20200208151544j:plain

Detak jantung yang dihentikan sementara kemudian dihidupkan kembali demi perawatan medis ini mulanya tak pernah terbayang dipikirannya. Kasuskasus pasien dengan luka panah menembus jantung dan pembuluh darah utama di dada menjadi awal ketertarikan dari alumnus Universitas Islam Sultan Agung Semarang, saat bertugas di RSUD Atambua, perbatasan Timor Leste. Kondisi pasien dengan luka tusuk apalagi sampai menembus jantung pastinya harus dilakukan pembedahan. Inilah yang akhirnya saya memutuskan mengambil spesialis bedah dada, jantung, dan pembuluh darah, cerita dokter yang praktek di SMC RS Telogorejo, Semarang.

 

Berprofesi sebagai dokter memang sudah menjadi cita-citanya, karena bisa menolong orang sakit hingga menyelamatkan pasien dalam kondisi darurat sekalipun. Bahkan, saat sudah terjun di bidang kesehatan, Anton mengaku dunia medis sangatlah unik. Karena satu tambah satu hasilnya belum tentu dua. Bisa tiga atau kurang. Itu ibaratnya kita memberi resep obat ke satu pasien dan cocok, sedangkan pasien lainnya tidak, ungkapnya.

 

Selalu Mengikuti Kata Hati
Aktifitasnya yang tak pernah jauh dari urusan pembuluh darah dan jantung, membuat pria kelahiran 19 Agustus 1981 sangat berhati-hati. Organ paling vital di tubuh manusia ini nyawa seorang pasien sedang dipertaruhkan. Apalagi setiap tindakannya membutuhkan ketepatan dan konsentrasi tinggi. Jika meleset sedikit, nyawa taruhannya. Seperti saat menangani kasus jantung yang hanya bisa dilakukan dengan tindakan pembedahan. Anton dan tim harus melakukan pembedahan, dengan cara menghentikan organ jantung yang kemudian disambungkan ke sebuah alat khusus berupa mesin pengganti jantung selama jantung dihentikan. Selain menangani jantung, Anton juga fokus pada penanganan semua kelainan pembuluh darah di tubuh manusia, dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin modern bisa dilakukan dengan metode endovaskular secara minimal invasif (sedikit/tanpa sayatan pisau bedah).

Pemilik akun instagram @docassa ini giat menginformasikan tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan cara yang praktis dan mudah, karena pada prinsipnya mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Permasalahan jantung yang dialami pasien saat ini selalu berhubungan dengan kelainan pada pembuluh darah (vaskular), jadi jantung dan pembuluh darah itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan ungkap dokter bedah toraks, kardiak dan vaskular-endovaskular ini.

 

Pada kasus by pass, Anton harus melakukan pembedahan di organ lainnya, seperti membedah lengan maupun tungkai kaki untuk mengambil pembuluh darah (harvesting vascular), dijadikan pembuluh darah pengganti yang mengalirkan aliran darah tambahan ke organ lain yang membutuhkan suplai darah. Kondisi pasien yang harus di by pass ini, pembuluh darahnya penuh dengan kerak yang menyumbat, sehingga tidak bisa difungsikan lagi, ungkap dokter yang mengambil spesialis bedah TKV-E di Universitas Indonesia. Beraneka macam kasus pasien, tentu butuh penjelasan yang mendetail dan menenangkan dari seorang dokter yang menanganinya. Ini bukanlah hal yang susah bagi Anton.

Karena ia bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Masyarakat sekarang ini juga sudah cerdas. Mereka dengan sendirinya mencari tahu tentang apa yang akan kita sarankan, ujarnya. Kebanyakan pasien maupun keluarga pasien lebih paham dan tenang tanpa rasa khawatir berlebihan, karena mereka sudah mencari informasi dari media digital. Meski tempatnya bekerja tidak selengkap di rumah sakit yang mempunyai hepa filter ruang ok dan peralatan medis canggih, dirinya tidak pernah mengeluhkan hal tersebut.

 

REFRESHING DENGAN DISKUSI SOAL HUKUM
Weekend tanpa jadwal praktek di SMC RS Telogorejo dimanfaatkan betul oleh ayah tiga anak ini. Rutinitas akhir pekannya benar-benar untuk keluarga atau komunitasnya. Anton yang berprinsip tak ingin aktifitasnya menganggu keharmonisan keluarganya ini selalu meluangkan waktu bersama di akhir pekan. Berbagai kegiatan yang dilakukannya bersama istri dan anakanaknya. Apalagi ketiga anaknya masih berusia anak-anak. Dan, sangat butuh perhatian orang tua. Anak saya masih kecil-kecil. yang pertama usia 7 tahun, kedua usia 4 tahun dan yang bungsu masih 1,5 tahun, cerita suami dari dr. Marisa, Sp.KFR. Selain itu, Anton juga mempelajari ilmu hukum untuk menambah wawasan medicolegal sekaligus untuk refreshing di sela-sela aktifitasnya. Ya kalau ingin refreshing, biasanya saya juga diskusi tentang dunia hukum dengan komunitas dan teman-teman saya. Ini benar-benar bisa memberi pencerahan bagi saya, ujarnya. Ilmu hukum dijadikannya sebagai ilmu yang mengiringi profesinya sebagai dokter.